thumb

RSUD SSMA Ajak Masyarakat Jaga Kesehatan Gigi Cegah Erosi Gigi

PONTIANAK - Erosi gigi adalah proses kimia yang ditandai dengan pelarutan jaringan keras gigi oleh asam yang tidak melibatkan asam yang berasal dari bakteri.

Pada beberapa individu, air liur dapat menjadi penyebab erosi. Hal ini karena pH air liur yang lebih rendah disebabkan oleh obat-obatan yang dikonsumsi seperti vitamin C, aspirin, dan beberapa sediaan zat besi. Sebagian besar air liur tidak cukup asam untuk melarutkan email.

“Erosi gigi dapat menyebabkan gigi menjadi rapuh terkikis, sensitif dan bahkan kehilangan keindahannya.” tutur drg Devika Permata Dewi ketika memberikan edukasi kesehatan tentang pencegahan sebelum terjadi erosi gigi kepada 30 pasien dan pengunjung UPT RSUD SSMA Kota Pontianak, Senin, 6/1/2024.

Tanda-tanda terjadinya erosi gigi seperti perubahan warna gigi menjadi kekuningan, timbul rasa nyeri saat makan dan minum manis, panas serta dingin, erosi yang lebih dalam membuat dentin terbuka dan bahkan memberi rangsangan hingga saraf dan pembuluh darah yang menyebabkan nyeri hebat pada gigi.

“Erosi gigi disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik diantaranya gerd, bulimia nervosa, alkoholisme kronis dan kehamilan. Sedangkan faktor ekstrinsik seperti minuman soda, gaya hidup yang sering mengkonsumsi asam (seperti cuka, cuko, buah buahan seperti berbagai jenis jeruk), lingkungan dan risiko pekerjaan.” Ungkap Devika

Menurutnya, pencegahan erosi gigi merupakan langkah yang sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mencegah kerusakan lebih parah. Dengan menghindari atau mengatur konsumsi makanan dan minuman asam, menjaga kebersihan gigi, serta melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi.

“Jika gigi telah mengalami erosi, sebaiknya melakukan penanganan seperti obati penyakit yang mendasarinya, ubah gaya hidup, gunakan sikat gigi dengan bulu lembut, kurangi menyikat gigi dengan keras”

“Beri jeda setidaknya setengah jam setelah makan sebelum sikat gigi, gunakan pasta gigi fluoride, kumur dengan air setelah makan/minum asam, minum memakai sedotan, serta konsumsi susu dan produk olahannya, serta ke dokter gigi untuk aplikasi fluoride. ” Pungkasnya (pkrs-humas/rsudssma/2024)