thumb

Ketahui Jenis dan Aturan Minum Obat Anti Diabetes (OAD)

PONTIANAK - Penderita diabetes sering kali harus bergantung pada obat anti diabetes oral (OAD) untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil. Penggunaan obat ini memerlukan pemahaman yang baik agar efektif dan aman. 


Hal ini disampaikan oleh Perawat Siti Rahima Harahap, S,Kep.Ners dalam kegiatan edukasi  seputar aturan minum obat anti diabetes  kepada 11 pengunjung RSUD SSMA Kota Pontianak, Jumat (11/10/2024)


Menurutnya, obat anti diabetes oral (OAD) adalah obat yang dirancang untuk membantu menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes. Obat ini bekerja dengan meningkatkan respon tubuh terhadap insulin atau dengan membantu tubuh memproduksi lebih banyak insulin. 


“Tujuan utama dari obat ini adalah menjaga kadar gula darah tetap dalam kisaran normal untuk mencegah komplikasi serius akibat diabetes,” jelasnya.


Jenis-jenis OAD yang sering diresepkan menurut Rahima yang pertama adalah metformin, 
obat ini bekerja dengan mengurangi produksi gula oleh hati dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin. 


Kedua, sulfonilurea. Obat ini bekerja dengan meningkatkan produksi insulin oleh pankreas. Beberapa contoh sulfonilurea termasuk glibenklamid, glipizid, dan glimepirid.


Rahima menjelaskan, agar obat anti diabetes bekerja efektif, ada beberapa aturan yang harus diikuti antara lain dengan mengkonsumsi obat sesuai waktu, contoh metformin dapat dikonsumsi bersamaan makan, golongan sulfonilurea diminum sebelum makan. jangan menghentikan konsumsi obat tanpa persetujuan dokter, perhatikan interaksi obat yang dapat mengurangi efektifitas OAD, dan simpan obat ditempat yang sejuk dan kering serta jauhkan dari jangkauan anak-anak. 


“Penting bagi penderita diabetes untuk tetap konsisten dalam menjalani terapi obat. Mengonsumsi obat secara teratur membantu mencegah komplikasi serius seperti penyakit jantung, kerusakan ginjal, kebutaan, dan amputasi. 


Jika ada efek samping atau perubahan pada kondisi penderita diabetes, segera hubungi dokter untuk penyesuaian dosis atau jenis obat,” pungkasnya.(pkrs-humas/rsudssma)