thumb

RSUD SSMA Berbagi Informasi Seputar Obat Anti Diabetes

PONTIANAK -  Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai oleh gula darah yang melebihi nilai normal secara menahun. Pasalnya, sampai dengan saat ini penyakit kronis yang satu ini belum bisa disembuhkan.

Namun, gula darah yang melebihi normal bisa dikendalikan dengan pola hidup sehat dan pengunaan terapi diabetes yang tepat. 

Penggunaan terapi diabetes yang tepat dapat tercapai jika penderita memahami jenis obat, cara kerja, dan efek samping obat anti diabetes yang dikonsumsi. Hal ini disampaikan oleh Siti Rahima Harahap, S. Kep. Ners ketika memberikan edukasi seputar Obat Anti Diabetes kepada pasien dan pengunjung  RSUD SAMA Kota Pontianak. Jumat (9/08/2024). 

Menurut Rahima secara umum, golongan obat diabetes memiliki cara kerja dan efek samping yang berbeda, namun fungsinya tetap sama, yaitu membantu mengendalikan kadar gula darah sekaligus menekan risiko komplikasi penyakit  kencing manis. 

“Beberapa golongan obat diabetes  yang biasanya direkomendasikan oleh dokter, diantaranya golongan biguanid yaitu metformin,“ jelasnya.

Metformin bekerja menurunkan produksi glukosa dihati dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin.  Dengan  begitu, tubuh dapat dapat menggunakan  insulin lebih efektif dan glukosa lebih mudah diserap oleh sel-sel di dalam tubuh.

Selain Metformin, Rahima  menambahkan jenis obat diabetes lainnya adalah golongan Sulfonilurea diantaranya Glibenclamide, Glimepiride, Gliclazide. Golongan obat ini membantu mengendalikan gula darah dengan cara merangsang pankreas menghasilkan lebih banyak insulin untuk mengatasi resistensi insulin. 

“Efek samping golongan Sulfonilurea ini adalah menurunnya gula darah dengan cepat, sehingga penderita diabetes harus menerapkan jadwal makan yang teratur.,” ungkapnya.

Rahima menyebutkan juga ada golongan obat Inhibitor alfa-glukosidase  yang biasa digunakan oleh penderita diabetes seperti acarbose. Mekanisme kerja golongan obat ini memperlambat proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat di usus sehingga dapat mencegah kenaikkan kadar gula darah yang tinggi setelah makan. Obat ini seringkali diberikan kepada pasien yang hobi makan untuk menjaga gula darah tetap stabil setelah makan. 
“namun efek samping yang biasa muncul pada penggunaan obat ini diantaranya sering buang angin, perut kembung, dan diare.” Jelasnya.

Meskipun sudah mengkonsumsi obat anti diabetes secara rutin, penderita diabetes harus terapkan pola hidup sehat dengan mengatur makan dan Latihan fisik rutin minimal tiga kali per minggu salama tiga puluh menit,” pungkasnya. (pkrs-humas/rsudssma/2024)