thumb

Pneumonia pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Pencegahan

Pneumonia Bisa Menyerang Siapa Saja, Termasuk Anak-anak

PONTIANAK - Pneumonia adalah infeksi akut pada paru-paru yang menyebabkan peradangan atau kerusakan jaringan paru-paru. Pneumonia bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak. WHO mencatat bahwa setiap 1 menit ada 1-2 anak yang meninggal dunia karena pneumonia. 

Pneumonia pada anak umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur yang masuk ke paru-paru, hal ini dijelaskan oleh perawat Yosepha, S.Kep. Ners saat memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan pengunjung RSUD SSMA Kota Pontianak, Kamis (15/5/2025).

Yosepha mengatakan, Bakteri Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Staphilococcus aureus  merupakan bakteri yang biasanya menyebabkan pneumonia pada semua kelompok umur, dan berbagai virus saluran napas seperti virus Rhinovirus, Influenza, dan RSV dapat menjadi penyebab pneumonia pada anak khususnya pada usia kurang dari 5 tahun, sedangkan jamur  Mycoplasma pneumoni dan chlamydia lebih sering ditemukan pada anak-anak usia diatas 10 tahun.

 “Ketika kuman ini menginfeksi paru-paru, kantung udara atau alveoli bisa terisi cairan atau nanah sehingga anak sulit bernapas. Anak dapat tertular lewat udara ketika orang sakit batuk, bersin, dan berbicara di dekatnya,” jelasnya.

Menurutnya, anak usia balita  atau di bawah 5 tahun yang memiliki sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna, (terutama anak yang tidak mendapat ASI eksklusif, imunisasi yang tidak lengkap, berat lahir rendah/prematur dan gizi kurang) merupakan kelompok usia yang paling rentan terkena pneumonia, selain lansia (usia diatas 65 tahun), penderita penyakit kronis serta perokok.
 
“Meskipun demikian, lingkungan tempat tinggal juga berperan besar menyebabkan Pneumonia: anak yang tinggal di pemukiman padat atau sering terpapar polusi udara, misalnya asap rokok di dalam rumah cenderung lebih mudah terkena pneumonia,” tutur Yosepha,

Ia menambahkan gejala pneumonia pada anak sering diawali seperti flu biasa,  umumnya disertai demam tinggi dan batuk berdahak atau kering, pernapasan menjadi cepat atau tersengal-sengal, bahkan bisa tampak tarikan dinding dada ke dalam saat bernapas, anak juga bisa tampak lemas, lesu, dan nafsu makan menurun. Bahkan pada bayi, gejala tambahan dapat berupa menangis terus atau rewel, serta menolak menyusu. 

“Segera bawa anak ke dokter jika gejala pneumonia semakin memburuk. Tanda darurat meliputi napas sangat cepat atau sesak disertai tarikan otot dada ke dalam, anak sangat lemas dan tidak mau menyusu atau minum, demam sangat tinggi atau kejang, bahkan kulit atau bibir berubah kebiruan  atau sianosis,” tegasnya.

Meski demikian, pneumonia pada anak dapat dicegah dengan cara memberikan Imunisasi lengkap seperti pneumokokus atau PCV, Hib, campak, dan pertusis sesuai jadwal, berikan ASI eksklusif, mengobati anak ke fasilitas kesehatan jika sakit, menjaga kebersihan, mencukupi kebutuhan nutrisi pada anak serta  menghindari polusi dan asap rokok,” pugkasnya. (PKRS-humas/rsudssma)