RSUD SSMA Berbagi Informasi Seputar Obat Kolesterol
PONTIANAK - Kolesterol adalah lemak yang diproduksi oleh tubuh dan juga berasal dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Dalam kadar yang sesuai, kolesterol ini dibutuhkan oleh tubuh dalam membantu memproduksi vitamin D, pembentukan dinding sel, memproduksi sejumlah hormon, dan asam empedu untuk mencerna makanan.
Namun, jika kadar kolesterol terlalu tinggi hingga melampaui kadar normal dalam jangka waktu yang lama justru akan sangat berbahaya, dimana dapat menyebabkan terhambatnya aliran darah ke jantung, otak, dan organ-organ tubuh lainnya serta dapat terjadi kerusakan pembuluh darah yang akhirnya memicu berbagai penyakit komplikasi lainnya. Hal ini disampaikan oleh Apt. Abdurrachman, S. Farm pada saat melakukan penyuluhan kepada 17 pasien dan pengunjung di UPT RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak. Rabu, 24/07/2024.
Menurutnya, obat terbaik untuk segala penyakit tentunya adalah pola hidup sehat. Perubahan gaya hidup seperti berolahraga dan makan makanan yang sehat adalah garis pertahanan pertama untuk melawan kolesterol tinggi.
"Seperti mengkonsumsi makanan rendah lemak, perbanyak sayur dan bergizi seimbang, konsumsi makanan yang kaya akan serat dan antioksidan, hindari makanan yang tinggi kolesterol, menghindari rokok, bergerak aktif minimal tiga puluh menit sehari, batasi konsumsi alkohol, dan kelola stress, " jelasnya.
Ketika perubahan pola hidup dan makanan yang sehat belum mampu menurunkan kadar kolesterol tinggi secara signifikan dan stabil, maka segeralah datangi fasilitas kesehatan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk tindakan lebih lanjut. Dimana dengan mempertimbangkan berbagai faktor maka perlu pemberian terapi secara farmakologis dengan obat-obatan.
“Pemilihan obat atau kombinasi obat tergantung pada berbagai faktor, termasuk faktor usia, kondisi pasien, mekanisme kerja obat, regimen dan dosis, interaksi obat, kontraindikasi, dan kemungkinan efek samping obat. Obat lini pertama yang dianjurkan dalam menurunkan kolesterol tinggi adalah HMG-CoA (golongan stastin), jelasnya.
Pada kondisi kadar trigliserida lebih dari empat ratus miligram per desiliter, maka pengobatan bisa dimulai dengan golongan asam fibrat dengan tujuan untuk menurunkan trigliserida, namun jika kadar kolesterol LDL atau kolesterol jahat belum mencapai sasaran atau masih lebih dari seratus tigapuluh miligram per desiliter, maka HMG-CoA Reductase Inhibitor akan dikombinasikan dengan asam fibrat.
Abdurrachman juga menganjurkan agar melakukan pemantauan kadar lipid setiap enam bulan sekali, apabila setelah enam bulan terapi target belum tercapai, bisa dinaikkan dosis statin atau dengan kombinasi jenis obat penurun kolesterol lainnya. (pkrs-humas/rsudssma/2024)