RSUD SSMA Berbagi Informasi Pentingnya Alih Baring Bagi Pasien Stroke
PONTIANAK - Stroke adalah kondisi gawat darurat yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, baik karena penyumbatan pembuluh darah atau stroke iskemik maupun pecahnya pembuluh darah atau stroke hemoragik. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak dalam waktu singkat, sehingga penanganan cepat dan tepat sangatlah penting.
Setelah serangan stroke, pasien sering mengalami kelumpuhan atau kelemahan pada sebagian tubuhnya, sehingga sulit bergerak secara mandiri. Banyak pasien yang harus menjalani perawatan di tempat tidur dalam waktu lama, terutama pasien stroke berulang.
Dalam kondisi seperti ini, tubuh pasien tidak boleh dibiarkan dalam satu posisi terlalu lama. Yang bisa mengakibatkan luka tekan di area belakang badan saat berbaring. Di sinilah alih baring atau memindahkan atau mengubah posisi tubuh pasien secara berkala menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah komplikasi.
Menyikapi hal ini, RSUD SSMA Kota Pontianak mengajak keluarga pasien untuk mempelajari teknik alih baring yang aman, agar tidak melukai pasien dan tidak menyebabkan cedera tambahan, Kamis (14/8/2025).
Menurut perawat Ns.Dian Ukhtiani, S.Kep , alih baring sangat penting, karena Ketika pasien berbaring tanpa bergerak selama berjam-jam, tekanan tubuh akan menumpuk pada area tertentu, seperti punggung, bokong, tumit, dan siku. Tekanan yang terus-menerus ini dapat menghambat aliran darah, sehingga jaringan kulit dan otot kekurangan oksigen. Akibatnya, muncul luka tekan atau dekubitus, yaitu luka terbuka yang sulit sembuh dan berisiko terinfeksi.
“Selain mencegah luka tekan, alih baring juga bermanfaat untuk melancarkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh, mengurangi risiko infeksi paru akibat penumpukan lendir karena posisi berbaring terlalu lama, mencegah kaku sendi dan pengerasan otot, yang sering terjadi pada pasien stroke, membantu kenyamanan pasien sehingga tidur lebih nyenyak, dan tidak cepat Lelah,” tuturnya.
Dian menghimbau kepada keluarga pasein untuk rutin melakukan alih baring setiap 2 jam sekali, dengan cara memiringkan pasien ke kiri, ke kanan, atau mengatur posisi setengah duduk jika kondisinya memungkinkan. Dan dukungan alat seperti bantal atau gulungan handuk juga membantu menopang tubuh dalam posisi yang benar.
Walaupun terlihat sederhana, alih baring yang dilakukan oleh keluarga merupakan tindakan yang penuh perhatian dan kasih sayang “Setiap kali kita memindahkan posisi pasien, sebenarnya kita sedang melindungi mereka dari risiko komplikasi serius yang bisa memperlambat pemulihan,” jelasnya.
Dengan alih baring yang teratur, dapat membantu pasien tetap sehat, nyaman, dan memiliki peluang lebih besar untuk pulih. “Mari bersama-sama peduli, karena gerakan kecil ini dapat menjadi langkah besar menuju kesembuhan,” pungkasnya. (PKRS-Humas/RSUDSSMA).