Pentingnya Diabetesi Kenali Dan Kelola Distress Dengan Baik
PONTIANAK - Distress pada pasien diabetes merupakan respon emosional yang negatif terhadap beban hidup dengan penyakit diabetes.
Pasalnya, saat seseorang dinyatakan menderita diabetes, bukan hanya soal kadar gula darah yang tinggi di dalam tubuh, tetapi juga timbul perasaan yang campur aduk, diantaranya rasa takut, kaget, marah, bingung, bahkan ada yang merasa seperti kehilangan harapan. Hal ini disampaikan oleh edukator Ns. Istafiyana Rahayu, S.Kep. saat memberikan edukasi kepada pasien dan pengunjung RSUD SSMA Kota Pontianak, Jumat (1/8/2025).
"Ketika seseorang menerima diagnosis diabetes artinya seseorang harus siap hidup berdampingan dengan penyakit kronis yang membutuhkan perhatian dan perawatan seumur hidup," ungkapnya.
"Ia mengatakan, banyak pasien mengaku merasa terpukul, saat pertama kali seseorang menderita diabetes. Mereka membayangkan harus minum obat seumur hidup, membayangkan suntik insulin, larangan makan, hingga risiko komplikasi seperti kebutaan, gagal ginjal, atau amputasi," paparnya.
Kondisi ini tidak bisa dibiarkan, karena bisa mempengaruhi semangat pasien dalam menjalani pengobatan. Tidak sedikit pasien yang akhirnya menyerah, tidak lagi mematuhi jadwal minum obat, malas kontrol ke dokter atau diam-diam makan sembarangan," jelasnya.
Istafiyana menyarankan, ketika sudah merasa putus asa, pasien tidak perlu menghadapi semuanya sendiri, segera minta bantuan kepada tenaga kesehatan untuk menata ulang pikirannya dan membangun motivasi kembali.
"Tak kalah penting, peran keluarga sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan pengobatan penyakit diabetesnya. Keluarga harus menjadi pendengar yang baik dan teman dalam proses penyembuhan, serta jangan menghakimi dan menyalahkan pasien," jelasnya.
Menurut Istafiyana, kelola stress bukan berarti menghilangkan semua rasa negatif, namun mengenali dan menghadapinya dengan cara sehat.
Awali dengan menerima dan mengelola penyakit diabetes, tingkatkan pengetahuan karena semakin tahu seseorang tentang diabetes maka rasa takut bisa berkurang, mengganti cemilan berkarbohidrat tinggi dengan buah, atau jalan kaki 30 menit setiap hari.
"Diabetes bukan akhir dari segalanya, dengan perawatan yang tepat, dukungan emosional, dan sikap yang positif, pasien bisa tetap menjalani hidup dengan produktif dan bahagia," pungkasnya. (PKRS-humas/RSUD SSMA).