Penggunaan Berbagai Jenis Obat Topikal, Alternatif pilihan selain Obat Minum

PONTIANAK - Obat topikal dapat menjadi alternatif untuk obat minum terutama untuk kondisi yang terbatas pada area lokal, seperti infeksi jamur kulit (panu, kurap) atau peradangan kulit (dermatitis, eksim).
Obat topikal seperti krim, salep, atau gel dapat dioleskan langsung ke kulit untuk mengatasi masalah tanpa perlu diminum.
“Namun, untuk infeksi yang lebih luas atau parah, obat minum mungkin tetap diperlukan dan konsultasi dokter sangat disarankan,” ujar apoteker abdurrachman ketika memberikan edukasi di RSUD SSMA Kota Pontianak, Rabu, (15/10/2025).
Obat topikal adalah jenis obat yang diaplikasikan pada kulit atau membran mukosa untuk mengatasi kondisi yang mengganggu atau dapat juga menutrisi kulit dan melindunginya dari zat berbahaya.
“Sesuai definisinya, jenis obat topikal ini tidak hanya terbatas pengaplikasian pada kulit, namun juga membran mukosa luar tubuh seperti mata, telinga, hidung, rektum, dan vaginal,” lanjutnya.
Sediaan topikal ini tidak hanya digunakan untuk menyembuhkan penyakit atau kondisi klinis, tapi juga bisa untuk perawatan, misal menutrisi kulit, melindungi kulit dari UV, kotoran dan sebagainya. Sehingga banyak berbagai jenis bentuk sediaan topikal terutama untuk kulit yang biasanya disesuaikan untuk digunakan sebagai obat maupun sebagai kosmetik.
Ia menyarankan masyarakat untuk memperhatikan dan menyesuaikan area kulit dan jenis luka atau gangguan yang dialami dengan bentuk sediaan topikal yang sesuai agar diperoleh efektivitas dan tujuan terapi yang diharapkan.
Bentuk sedian topikal bermacam-macam seperti sediaan topikal yang padat itu ada serbuk tabur atau bedak, ini murni padatan yang dihaluskan, efeknya tentu lokal ada yang digunakan untuk gatal-gatal, atau sebagai kosmetik.
“Selain itu ada sediaan topikal bahan dasar gabungan padat-cair, seperti spray dan shake lotion jadi dalam cairan ada padatan halus sehingga penggunaanya harus dikocok dahulu. Sedangkan bahan dasar cair , itu ada tingtur. Tingtur itu ekstrak cair dari tanaman tertentu bisa untuk aromaterapi, pelembab dan menyegarkan yang ditambah air dan alkohol,” lanjutnya.
Ada juga sediaan gel yaitu cairan yang ditambah pengental. Lotion seperti krim tapi lebih cair, kemudian bentuk foam atau busa sering dipakai sebagai kosmetik.
“Untuk sediaan topikal berbahan dasar minyak-air ada krim, yang cocok dan nyaman dikulit, antara pengaplikasian dan penetrasi ke kulit lebih seimbang. Bahan dasar minyak, seperti minyak urut untuk pegal-pegal,” jelasnya
Kemudian sediaan topikal bahan dasar padat dalam minyak seperti salep, pasta, patch. Bentuk salep cocok untuk luka infeksi karena bertahan lama di kulit, tapi misal untuk jerawat kurang cocok karena salep ini berminyak yang justru dapat menutup pori-pori jerawat, sehingga lebih lama keringnya. Kemudian pasta yang biasa ada tambahan mentol yang memberi sensasi dingin.
“Untuk sediaan topikal yang bisa masuk sampai ke pembuluh darah dan memberikan efek sistemik ada yang bentuk patch, lembaran yang dapat langsung ditempel di kulit.” sambungnya.
Pemahaman masyarakat tentang jenis dan fungsi obat topikal dapat diperluas, karena seiring perkembangan zaman, sudah banyak jenis-jenis sediaan topikal yang memiliki berbagai fungsi, kenyamanan dan kemudahan dalam pengaplikasiannya.
“Namun, dibalik kemudahan penggunaannya, kita tetap tidak boleh membeli dan menggunakannya secara sembarangan. Agar penggunaan obat topikal efektif dan aman, masyarakat disarankan untuk membaca label penggunaan dengan cermat, gunakan sesuai dosis, cuci tangan sebelum dan sesudah pemakaian serta simpan obat sesuai dengan aturan penyimpanan dan masa pakainya”. pungkasnya (PKRS-humas/rsudssma).
