Latihan Fisik Penting Bagi Penderita Diabetes
PONTIANAK - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak menggelar penyuluhan kesehatan kepada 9 pasien diabetes yang berkunjung di Klinik Edukasi Diabetes Melitus (DM) tentang Latihan Fisik Bagi Penderita Diabetes, Jumat (01/12/2023).
dr. Nihayatus Sholikah Dokter sekaligus edukator diabetes menuturkan latihan fisik merupakan bagian penting dari penatalaksanaan DM untuk pengendalian Glikemik dan meningkatkan sensitivitas insulin.
"latihan fisik yang dianjurkan bagi penderita diabetes melitus meliputi latihan aerobik, latihan resistance/tahanan, serta latihan kombinasi antara aerobik dan tahanan" kata dr. Niha ketika penyuluhan.
Menurut Dia, Latihan fisik aerobik seperti jalan cepat, bersepeda, latihan dengan alat dayung, juga renang dapat dilakukan dengan intesitas sedang frekuensi 3-5 kali seminggu atau setara dengan 150-300 menit seminggu dengan prinsip pengaturan frekuensi tidak lebih dari 2 hari berturut-turut.
"latihan fisik resistance atau latihan beban juga dianjurkan bagi diabetesi yang tidak memiliki kontraindikasi seperti hipertensi tidak terkontrol, retinopati, nefropati, neuropati otonom maupun resiko tinggi kardivaskular" imbuhnya.
Perawat Istafiyana Rahayu menjelaskan tentang urutan tata cara latihan fisik bagi penderita diabetes yang diawali dengan pemanasan ditambah peregangan selama 10 menit.
"beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum diabetesi melakukan latihan fisik adalah waktu tidur yang cukup, kadar glukosa darah sewaktu 100-250 mg/dL dan tidak ada keluhan maupun gejala hipoglikemia, obat-obatan tetap dikonsumsi seperti biasa," jelasnya.
Dia menambahkan, Sebelum melakukan latihan fisik di pagi hari lebih baik terlebih dahulu mengkonsumsi karbohidrat cepat cerna karena tidak dianjurkan melakukan aktivitas fisik dalam keadaan perut yang kosong karena akan meningkatkan risiko hipogikemia.
“Walaupun melakukan aktivitas fisik yang sedikit itu dapat memberikan efek positif yang baik untuk pengendalian glukosa darah,” pungkasnya. ( pkrs-humas/rsudssma )