Jangan Asal Minum! Inilah Alasan Pentingnya Memilih Obat Nyeri Sesuai Kondisi
Pontianak - Nyeri adalah salah satu gejala yang paling sering dirasakan oleh masyarakat, baik karena kelelahan, cedera, peradangan hingga penyakit kronis.
Namun, masih banyak orang masih mengabaikan pentingnya memilih obat nyeri yang sesuai dengan kondisi dan penyebab nyeri itu sendiri.
"Padahal, kesalahan dalam memilih obat nyeri menimbulkan efek samping serius bahkan memperburuk kondisi kesehatan," ungkap Apoteker Bonita Dwi Anggraeni ketika memberikan edukasi di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak, Rabu, 10/9/2025.
Tidak semua jenis nyeri dapat ditangani dengan satu jenis obat yang sama. Nyeri memiliki jenis dan tingkat yang berbeda. Misalnya nyeri otot karena aktivitas ringan berbeda dengan nyeri akibat peradangan sendi, atau nyeri saraf akibat penyakit kronis seperti diabetes.
Bonita menambahkan, setiap obat memiliki cara kerja, dosis serta efek samping yang berbeda. Seperti paracetamol cocok untuk nyeri ringan seperti sakit kepala atau demam, ibuprofen atau asam mefenamat digunakan untuk nyeri akibat peradangan seperti nyeri haid atau radang sendi.
"Jenis lainnya seperti gabapentin atau pregabalin digunakan untuk nyeri saraf dan jenis tramadol dan morfin digunakan untuk nyeri sedang hingga berat seperti nyeri kanker atau pasca operasi," lanjutnya
Meskipun semua jenis obat tersebut tersedia di apotek tanpa resep, para medis tetap menyarankan untuk tidak menggunakannya secara rutin tanpa didiagnosis oleh dokter.
Menurutnya, kalau nyeri muncul terus-menerus, itu pertanda ada masalah serius. Obat hanya meredakan gejala, bukan mengobati penyebabnya.
Selain itu, penting juga untuk memperhatikan interaksi obat, terutama bagi yang sedang mengonsumsi obat lain secara rutin, seperti obat darah tinggi, diabetes, atau kolesterol.
"Obat nyeri memang bisa jadi penyelamat saat dibutuhkan. Tapi keamanan tetap harus diutamakan. Pilih obat yang tepat, gunakan sesuai aturan dan jangan ragu berkonsultasi ke tenaga medis jika nyeri tak kunjung reda," tutupnya (PKRS-humas/rsudssma)