Hipoglikemia Tidak Boleh Disepelekan, Kenali Gejalanya

PONTIANAK - Hipoglikemia bisa datang tiba-tiba, menyebabkan gejala yang mengganggu aktivitas, bahkan dapat mengancam nyawa bila tidak ditangani segera. Karena itu, tidak boleh disepelekan.
Edukator Ns. Kesarina Kencana Sianturi, S.Kep pada saat memberikan edukasi kepada komunitas diabetes di RSUD SSMA mengatakan bahwa Hipoglikemia terjadi ketika kadar gula darah turun di bawah batas normal, umumnya di bawah 70 mg/dL. Kondisi ini tidak hanya dialami penderita diabetes saja, namun juga oleh orang yang menjalani diet ekstrem, melewatkan makan, berolahraga terlalu berat tanpa makan yang cukup, atau mengonsumsi obat tertentu juga berisiko, Jumat (19/12/2025).
Menurutnya, Gula darah merupakan sumber energi utama otak. Ketika gula darah turun drastis, otak kekurangan bahan bakar sehingga muncul gejala seperti gemetar, keringat dingin, pusing, jantung berdebar, lapar berlebihan, hingga sulit berkonsentrasi.
Pada tahap yang lebih berat, seseorang dapat mengalami kejang, hilang kesadaran, bahkan koma. Inilah sebabnya hipoglikemia harus segera dikenali sejak gejala awal.
“Sayangnya, masih banyak orang yang meremehkan tanda-tanda awal seperti lemas atau lapar, lalu menganggapnya sebagai “masuk angin” atau kelelahan biasa. Padahal, menunda penanganan dapat membuat gula darah turun semakin rendah. lebih parah lagi, beberapa penderita diabetes bisa mengalami hipoglikemia tanpa gejala sehingga penurunan gula darah tidak terasa sampai terjadi kondisi berat,” ujarnya.
Kesarina mengatakan, penting bagi penyandang diabetes untuk selalu membawa makanan atau minuman manis sebagai “penolong pertama”, seperti permen, gula pasir, madu, atau minuman. Segera konsumsi 15 gram glukosa atau gula begitu gejala mulai dirasakan, lalu periksa kembali gula darah setelah 15 menit.
"Upaya pencegahan jauh lebih baik. Makan secara teratur, tidak melewatkan jadwal makan, mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter, serta memastikan takaran insulin yang tepat dapat mengurangi risiko hipoglikemia. Jika sering terjadi hipoglikemia, segera dengan tenaga kesehatan untuk menyesuaikan dosis obat atau pola makan," pungkasnya.(PKRS-humas/rsudssma).
