Bulan Peduli Nyeri, Perdosni-RSUD SSMA Gelar Talkshow Kupas Nyeri
PONTIANAK –Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni) Kalimantan Barat bekerjasama mengelar Bulan Peduli Nyeri (Pain Awareness Month), Selasa (3/9/2024).
dr Achmad Faqih, Sp.N, spesialis neurologi mengatakan bahwa kegiatan Bulan Peduli Nyeri (Pain Awareness Month) merupakan bentuk komitmen RSUD SSMA dan Perdosni kepada pasien yang memerlukan penanganan nyeri secara tepat dan akurat dengan prosedur minimal invasif penyutikan obat dengan panduan Ultrasonografi (USG).
“Selain seminar awam terkait nyeri terutama Low Back Pain Nyeri Punggung Bawah dan Prosedur Minimal Invasif Pada Nyeri Pinggang juga akan diisi dengan kegiatan baksos intervensi nyeri," jelas dr Achmad Faqih usai memaparkan materinya dalam kegiatan seminar awam tersebut.
Menurut dr. Achmad Faqih, dipilihnya materi tersebut pada seminar awam lantaran pasien dengan nyeri punggung bawah dan pinggang merupakan salah satu kasus yang sering ditemukan di rawat jalan maupun saat praktik sehari-hari.
Faqih bilang, saat ini lagi ngetren istilah prosedur minimal invasif yaitu tindakan intervensi nyeri tanpa melukai, yaitu dengan melakukan injeksi atau suntikan menggunakan panduan USG atau Fluoroskopi sehingga tidak mengenai area yang berbahaya jadi lebih presisi, tepat dan aman bagi pasien .
“Semoga dengan kegiatan Bulan Peduli Nyeri (Pain Awareness Month) semakin banyak masyarakat yang mengetahui bahwa ada layanan di Kota Pontianak, salah satunya di RSUD SSMA kota Pontianak," paparnya.
dr. Eva Nurfarihah, Sp. THT-KL.,M.Kes, direktur RSUD SSMA mengucapkan terimakasih dan mengapresiasi kegiatan Bulan Peduli Nyeri (Pain Awareness Month) yang digelar oleh Perdosni Kalimantan Barat.
Momen ini merupakan bentuk komitmen kami dari rumah sakit dan Perdosni untuk membagikan ilmu pengetahuan terutama masalah nyeri agar masyarakat awam khususnya pasien dan pengunjung rumah sakit dapat memahami apa itu nyeri dan pentingnya pencegahan, serta pengelolaan yang tepat dalam mengatasi nyeri,” ujarnya.
Menurut dr. Eva, nyeri merupakan isyarat tubuh yang harus ditindaklanjuti segera baik dengan pengobatan medis atau melalui pencegahan agar nyeri tersebut tidak berulang.
“Bagi masyarakat yang belum mengalami nyeri, pentingnya menyimak informasi yang disampaikan oleh dokter spesialis neurologi kebanggan masyarakat Kalbar, sebagai upaya pencegahan nyeri," pungkasnya. ( pkrs-humas/rsudssma )