Bahaya Cacingan Mengintai Masyarakat, Tak Hanya Anak-Anak yang Terancam
PONTIANAK - Penyakit cacingan masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat yang kerap diremehkan. Meski sering dikaitkan dengan anak-anak, infeksi cacinf sebenarnya dapat menyerang siapa saja termasuk orang dewasa dan berdampak serius jika tidak ditangani dengan baik.
dr. Nihayatus Solikhah, Dokter RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak menjelaskan penyakit cacingan disebabkan oleh infeksi cacing parasit seperti cacing gelang, cacing tambang dan cacing cambuk yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang tercemar serta kebiasaan hidup yang kurang bersih.
“Cacingan bukan hanya soal gatal di dubur atau sakit perut. Dalam jangka panjang cacingan bisa menghambat pertumbuhan anak dan menurunkan prestasi belajar di sekolah,” lanjutnya ketika memberikan edukasi kepada pasien dan pengunjung, Senin, (8/9/2025)
Gejala umum cacingan yang sering dialami antara lain perut kembung, nyeri perut, nafsu makan menurun, diare, hingga berat badan sulit naik. Pada orang dewasa, infeksi cacing bisa menyebabkan kelelahan kronis, anemia dan turunnya daya tahan tubuh.
“Penyakit ini bukan hanya persoalan anak sekolah, masyarakat umum terutama mereka yang bekerja di lingkungan kotor atau tanpa alas kaki juga berisiko,” sambungnya
Dokter niha menegaskan bahwa penyakit cacingan bisa dicegah dengan cara sederhana namun efektif seperti cuci tangan pakai sabun, gunakan alas kaki, jaga kebersihan makanan dan minuman dengan memastikan makanan dimasak dengan baik dan air minum telah direbus.
“Selain itu, potong kuku secara rutin dan jaga kebersihan toilet dan lingkungan sekitar rumah agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya cacing,” imbuhnya
Masyarakat juga perlu proaktif dengan memeriksakan diri atau anaknya ke puskesmas atau dokter bila menunjukkan gejala cacingan serta tidak ragu mengkonsumsi obat cacing secara berkala setiap 6 bulan sekali.
“Dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta partisipasi aktif dari masyarakat, penyakit cacingan dapat dicegah dan dikendalikan secara efektif,” pungkasnya (PKRS-humas/rsudssma)