RSUD SSMA Berbagi Informasi tentang Japanese Encephalitis
PONTIANAK - Dokter Muda Muhammad Rivaldo menuturkan Japanese Encephalitis (JE) merupakan suatu penyakit infeksi virus Japanese Encephalitis yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini merupakan penyebab penyakit radang otak tersering di sebagian besar Asia dan sebagian Pasifik Barat, termasuk di Indonesia.
Hal ini diungkapkannya ketika memberikan penyuluhan tentang Japanese Encephalitis kepada 20 pasien dan pengunjung di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak, Selasa, (11/12/2023).
"Tanda gejala penyakit radang otak biasanya muncul antara 4-14 hari setelah gigitan nyamuk dengan gejala utama berupa demam tinggi mendadak, perubahan status mental, gejala gastrointestinal, sakit kepala, disertai perubahan gradual gangguan bicara dan berjalan," tutur Rivaldo.
Ia menambahkan penularan virus hanya terjadi pada nyamuk, babi dan atau burung rawa. Manusia bisa tertular virus bila tergigit oleh nyamuk Culex tritaeniorhynchus yang terinfeksi. Nyamuk ini lebih aktif pada malam hari dan banyak terdapat di persawahan dan area irigasi.
"Peningkatan penularan penyakit ini disebabkan oleh beberapa faktor risiko diantaranya peningkatan populasi nyamuk pada musim hujan, tidak adanya antibodi spesifik JE baik yang didapat secara alamiah maupun melalui imunisasi, tinggal di daerah endemik JE, serta tidur tanpa menggunakan kelambu," terangnya.
Dia menambahkan hingga saat ini belum ditemukan obat untuk mengatasi infeksi walaupun penyakit ini dapat mengakibatkan kecacatan hingga kematian namun bisa dicegah dengan vaksin.
"Di Indonesia program imunisasi JE sudah dilaksanakan dengan sasaran anak usia 9 bulan sampai 15 tahun dan untuk perlindungan jangka panjang dapat diberikan boostrer 1-2 tahun berikutnya," pungkasnya. ( pkrs-humas/rsudssma )