thumb

Kendalikan Asam Urat dengan Makan Bijak

PONTIANAK - Asam urat adalah zat alami yang terbentuk dari pemecahan purin, yaitu komponen yang terdapat dalam sel tubuh dan sebagian jenis makanan. Dalam kondisi normal, tubuh akan membuang kelebihan asam urat melalui ginjal. 

Namun, ketika produksinya terlalu banyak atau pembuangannya terganggu, kadar asam urat di darah bisa meningkat. 

Keadaan ini lebih dikenal dengan Hiperuresmia, dan bila tidak dijaga dapat memicu nyeri sendi, peradangan, dan serangan gout.

Menyikapi hal tersebut RSUD SSMA hadir untuk mengajak masyarakat melakukan pola makan bijak, pengaturan gaya hidup, serta mengenali makanan tinggi purin agar kadar asam urat tetap terkontrol.

Ahli Gizi Dwika Destiana Dewi, A.Md.Gz mengatakan penyebab utama seseorang bisa mengalami kadar asam urat tinggi antara lain konsumsi makanan tinggi purin, gangguan fungsi ginjal, obesitas dan gaya hidup, serta faktor genetik, Selasa(18/11/2025).

"Makanan tinggi purin seperti jeroan, daging merah dan produk olahan, seafood tertentu, minuman dan makanan manis, serta kacang-kacangan tertentu sebaiknya dibatasi, bukan berarti tidak boleh sama sekali, namun sebatas porsi kecil dan frekuensi jarang," ungkapnya.

Lantaran adanya kadar asam urat dalam darah yang menumpuk melebihi batas normal dapat menyebabkan terbentuknya kristal asam urat dan mengendap di persendian, yang kemudian akan menimbulkan bengkak merah

Menurut Dwika, apabila kondisi ini tidak bisa ditangani bisa berkembang menjadi gout atau nyeri sendi hebat.

"Oleh karena itu, perlunya perlunya pengaturan makan yang dilakukan dengan cara membatasi jenis-jenis makanan yang tinggi purin agar kadar purin dalam darah tidak menumpuk," paparnya.

Selain itu, Dwika menyarankan memilih makanan rendah purin, berbanyak minum air putih, jaga berat badan ideal, batasi minum manis dan alkohol, olahraga teratur, dan konsumsi obat jika diperlukan.

Dengan memahami penyebab dan resikonya, masyarakat dapat mencegah menumpuknya asam urat dalam darah dan tetap aktif beraktivitas tanpa rasa nyeri," pungkasnya. (PKRS-humas/rsud ssma)